Berfikir Dalam Akidah

Setiap apa yang hendak kita lakukanlah ada baiknya selalu dengan mengucap nama Allah SWT, agar apa yang hendak kita lakukan diberkahi dan diberi keselamatan, namun sebelum kita bertindaknya lebih baik kita berfikirlah terlebih dahulu, karena dengan memikirkan sesuatu sebelum bertindak akan memperkecil peluang dalam mengalami suatu musibah.


Kata akidah berasal dari kata ‘aqoda: membuat simpul, mengikat, transaksi, memperkuat, dan apa-apa yang diyakini dan menentramkan hati (Kamus al-Muhith, Fairus Abadi, akar kata ‘aqoda). Dan secara istilah aqidah adalah Pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan, apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta tentang hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya.  Jawaban terhadap 3 pertanyaan mendasar: Darimana, Untuk apa, dan mau kemana? Namun apa yang harus kita yakinni ? ada perkara yang harus kita imani/yakini sebagai akidah, yaitu dalil. Dalil itu sendiri terbagi atas 2 yaitu dalil aqli dan dalil naqli.

Dalil ‘Aqliy : suatu pembenaran melalui proses berpikir. yang berarti dalil aqli ini adalah dalil yang murni dari manusia dari hasil pola fikir manusia itu sendiri

Dalil Naqliy : suatu pembenaran berdasarkan wahyu baik al-Quran maupun hadits yang melalui proses berpikir memang terbukti benar-benar sebagai wahyu. dengan ini berarti dalil naqli yaitu dalil yang berasal dari qur'an dan hadist dan di mana kedua sumber ini di fikirkan oleh manusia dan di jadikan aqidahnya.




Dari dalil di atas jelas bahwa islam adalah agama yang masuk akal dan bisa di pahami secara aqli. oleh karena itulah rasulullah SWT mendapatkan wahyu pertamanya beliau di suruh membaca (Iqra') (surah al-alaq) sebelum turun wahyu lainnya. agar manusia bisa berfikir dalam memahami alqur'an. Al-Qur’an telah menyeru kepada seluruh manusia untuk berpikir :
 “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah swt (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad).” (Qs. Saba’ [34]: 46). 
Dalam ayat lain, Allah swt swt juga menyuruh manusia berpikir tentang kosmologi, bentuknya, penciptaannya, dan pengaturan peredarannya. Allah swt juga menyuruh manusia mempelajari sunatullah dalam segala bentuk ilmu pengetahuan. Allah swt swt berfirman,
“Katakanlah, ‘Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah swt menciptakan (manusia) dari permulaannya’.”(Qs. al-‘AnkabÅ«t [29]: 20).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengajak manusia memikirkan apa yang ada dalam alam semesta ini.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment